Rabu, 27 Januari 2010

12 Hal yang Sebaiknya Anda Pelajari Saat 22 Tahun

Waktu berlalu dengan cepat. Tampaknya baru kemarin kita berusia 12 tahun, sedang bermain sepeda di sekitar rumah. Saat berusia 22 tahun, banyak yang memutuskan untuk menikah dan berhenti sekolah, dan dengan uang pinjaman yang ada, banyak yang berpikir akan menjadi milioner saat berusia 30 tahun. Atau sejelek-jeleknya usia 35 tahun. Namun pada realitanya, segala sesuatu tidak berjalan semulus rencana.

Jika saat ini anda berusia 40 tahun, ada beberapa hal yang sebaiknya anda katakan kepada diri anda yang sedang berusia 22 tahun.

1. Selesaikan pendidikan anda.
Jangan berhenti. Mungkin anda merasa bosan sekarang, namun jangan sampai anda berada pada situasi dimana anda tidak menyukai pekerjaan anda, namun anda tidak dapat berhenti. Menyelesaikan gelar sarjana akan membukakan anda pintu terhadap lebih banyak kesempatan.

2. Uang tidak membusuk, simpanlah.
Mulailah berinvestasi sejak dini. Berapa banyak barang yang anda miliki untuk menunjukan jumlah uang yang anda habiskan semasa sekolah dan kuliah? Jika anda investasikan separuhnya saja, anda akan memiliki banyak pada masa paruh baya anda. Berinvestasilah sejak dini.

3. Jangan beli rumah pertama yang anda lihat.
Belilah yang termurah dengan lingkungan yang paling baik.

4. Bangunlah sebuah kebiasaan untuk hidup sesuai anggaran.
Hal penting yang harus anda ingat adalah: hidup sesuai anggaran atau budget tidak memenjarakan atau membatasi anda, namun untuk memastikan kebebasan anda suatu saat kelak.

5. Belajarlah untuk ber-negosiasi dalam segala hal.
Belajar negosiasi akan menyelamatkan uang anda dalam jumlah besar. Selalu siap untuk belajar dan keluar dari suatu situasi.

6. Pastikan anda dilindungi asuransi kesehatan setiap saat.

7. Waktu berkualitas di kantor memang penting, namun jumlah waktu anda di rumah-lah yang terpenting.
Bos anda tidak akan perduli dengan keluarga anda. Namun keluarga tetap ada setelah anda lama meninggalkan pekerjaan anda. Jadi sebaiknya utamakan keluarga anda.

8. Jangan dengarkan mereka yang mengatakan bahwa ada jalan singkat menuju kekayaan.
Kekayaan tercipta karena anda berhasil menawarkan sesuatu yang menarik dan bernilai kepada mereka yang memintanya. Pelajaran penting disini adalah: carilah tau permintaan yang belum dipenuhi dan pelajari bagaimana cara memenuhinya.

9. Pastikan pasangan anda memiliki nilai yang sama dengan diri anda.
Hal yang satu ini dapat menjadi penentu kebahagiaan anda. Bicarakanlah dengan pasangan anda, nilai yang penting pada kehidupan anda yang harus diajarkan kepada anak-anak, walaupun anda tidak berencana memilikinya.

10. Belajar membangun jaringan.
Belajarlah untuk terus berhubungan dengan teman lama. Belajarlah untuk meminta pertolongan tanpa terlihat sedang melakukannya. Lihatlah bagaimana orang lain membangun jaringan. Ingatlah, yang penting adalah bukan apa yang anda tau, tetapi apa yang dapat anda lakukan dengan apa yang anda tau. Dan yang lebih penting lagi, bukan siapa yang anda kenal, melainkan siapa yang kenal anda. Belajarlah untuk membangun jaringan tanpa mengharapkan imbalan.

11. Never accept a job just because the pay is higher.
Jangan menerima sebuah pekerjaan hanya karena ia memiliki bayaran yang lebih tinggi. Hidup bukan hanya tentang uang.

12. Percaya, namun pastikan.
Anda dapat percaya dengan apa yang diajarkan, anda dengar, dan baca sewaktu kecil. Namun sekarang, anda terus harus melakukan pengecekan terhadap referensi, menanyakan pertanyaan, dan mencari jawaban. Janganlah menjadi seorang sinis, namun pastikan segala sesuatunya. Pelajaran penting: pastikan anda tau anda sedang berurusan dengan siapa dan apa motivasinya.

Pelajari apa yang memotivasi diri anda. Pelajari apa yang memotivasi pasangan anda dan anak anda. Pelajari apa yang memotivasi teman dan teman kerja anda, bos anda, bos dari bos anda. Jangan pernah berhenti belajar, dan bertumbuh. Pada saat anda mencapai 42 tahun, anda akan menjadi seorang milioner!

Minggu, 24 Januari 2010

Mengapa Elang Ini Masih Saja Bertengger ???

seorang teman mengabarkan bahwa ada lembah yang dipenuhi burung elang dalam sebuah hutan.
karena tertarik, akhirnya sampai juga...
inilah kiranya, lembah itu..
lembah yang dipenuhi elang yang bertengger...
(sepertinya perlu sebuah nama untuk lembah yang indah ini)

tapi anehnya
setelah beberapa lama menunggu..
dari ratusan burung elang yang ada di lembah ini
hanya satu dua yang terlihat bermain-main di udara membentangkan sayap dengan bangganya...
sedikit sekali gambar yang bisa ditangkap kameraku ketika mereka mengepakkan sayapnya di udara..

matahari beranjak naik,
dan burung-burung elang itu masih saja betah bertengger di dahan-dahan pohon sana
ahh.. kalo saja banyak yang berterbangan, aku bisa mendapatkan lebih banyak gambar untuk koleksi perjalanan ke hutan kali ini..

matahari sudah di atas kepala,
ketika akhirnya menguap kesabaranku...
kuhampiri sekelompok elang yang bertengger di sebuah dahan yang tak terlalu tinggi di dekatku

aku menyeru...
"heiy kawan.. ayo terbanglah..
aku ingin mengambil gambarmu yang gagah ketika berterbangan di langit sana"

karena tak kunjung mendapat jawaban,
kuulangi seruanku (dengan suara yang lebih besar kali ini)
"heiyy.. mengapa kalian tidak berterbangan di atas sana.. kalian pasti lebih gagah dan mempesona dibandingkan hanya duduk-duduk bertengger di pohon seperti ini" tambahku menyemangati

sepertinya mereka sedang malas meladeniku, karena masih belum ada yang bergerak terbang, ato sekadar menjawab...

tapi seekor elang yang kelihatan lebih tua yang bertengger di dahan yang lebih tinggi, sepertinya terusik juga dengan seruanku
"kami tidak bisa terbang,,,"katanya pelan

(whatttt????)
"bukankah kalian ini jenis burung yang paling pandai di udara, kau pasti sedang mempermainkanku" jawabku

"terbang itu tidak aman..."kata seekor yang lain, membantu temannya yang sedang terdiam dalam tatapan heranku.
"terbang itu bisa membuat kami jatuh, dan terluka.. terbang itu berbahaya!!"lanjutnya.

(ini lelucon yang menggelikan)
sembari mendekati pohon tempat mereka bertengger, kugoyang-goyangkan pohon itu, "ayolahhh...kalian itu elang, dan elang itu harus terbang... terbang tinggi di langit biru sana".. semakin lama semakin kuat kugoyangkan pohon itu.
mungkin dengan begini mereka akan terganggu dan berterbangan di langit, atau paling tidak terbang ke pohon yang lain, pikirku.

"heiyyy... kamu tidak tahu.. terbang itu berbahaya.. sekarang tinggalkan kami berdiam diri di dahan-dahan ini"protes elang-elang itu, sambil mencengkeram lebih keras dahan-dahan itu agar tidak terjatuh.
"apa yang kau tahu tentang terbang dan mengepakkan sayap di langit biru.. kau tidak tahu apa-apa. darimana kau tahu bahwa kami adalah spesies yang dapat terbang.. kau tidak tahu apa yang kau bicarakan!! terbang itu berbahaya!!" tukas mereka meneriakiku, seolah-olah aku ini orang konyol yang sok tahu tentang siapa diri mereka dan apa yang mereka bisa atau tidak bisa lakukan.

(kesabaranku mulai habis)
tetapi kemudian aku melanjutkan pertanyaan untuk mencari jawaban atas situasi aneh ini.
"apakah kau tidak pernah melihat teman sejenismu ada yang berhasil terbang? mereka mengepakkan sayapnya yang lebar.. dan kemudian mengudara dengan gagah, mereka memiliki sayap sepertimu, seperti satu dua yang sedang terbang di atas sana itu" kataku sambil menunjuk satu elang yang terbang di langit.

"iya.. dia itu sama seperti kami, punya sayap yang lebar, tapi dia itu gila.. dia dan beberapa ekor yang sepertinya..mereka gila"
"mereka itu jumlahnya sedikit..sangat sedikit... dan kau tahu, mereka itu tukang mimpi, ketika masih muda dan berkumpul di dahan yang sama dengan kami, mereka sering bercerita tentang mimpi-mimpi gila tentang terbang bebas di angkasa, dan hal-hal semacamnya. mereka tidak sadar bahwa ide itu gila."ujarnya dengan marah.
"dan sekarang...
setelah bisa terbang seperti itu, mereka tidak lagi menemui kami, duduk bersama mencengkeram dahan ini lagi" sahut mereka lagi dengan nada yang sedih.

elang-elang itu tak lagi kelihatan besar dan gagah, mereka malah terlihat kecil dan patut dikasihani.
"baiklah.. coba dirimu ceritakan tentang dirimu dan tentang teman-temanmu yang banyak duduk mencengkeram di dahan-dahan ini, alih-alih terbang dan berkeliaran di langit luas" tanyaku dengan penuh empati

lalu mereka bercerita,
yang satu menimpali yang lainnya.
bahwa ketika muda, mereka, elang-elang ini, melahap semua makanan yang disuapkan induk mereka ketika duduk di dahan tempat mereka bersarang.
dan selama mereka tidak coba-coba membentangkan sayap di luar sarang, induk mereka merasa bahagia.
"coba kau lihat angin deras di luar sana, anakku.. cepat lipat sayapmu, kau bisa saja terjatuh, di luar sana berbahaya!!" marah induk mereka, bila satu-dua elang kecil ini nakal ingin mengepakkan sayapnya.

waktu berlalu, dan elang-elang kecil itu membesar, dan sayap mereka pun melebar.
bulu-bulu muda mereka rontok, dan tumbuh bulu-bulu baru yang lebih berkilauan.
otot-otot sayap mereka pun menguat dan tubuh mereka kian gatal untuk mengepak-epakkannya.

"berhentilah mengepakkannya, lihatlah ketololanmu, engkau masih hijau dan tak sabaran, kalau kau kepakkan sayapmu itu lebar-lebar, kau akan kehilangan keseimbangan dan terjatuh.. coba kau lihat berapa tingginya dahan tempat kita ini bersarang. usirlah jauh-jauh keinginanmu untuk itu.."
ujar induk atau tetangga mereka dengan marah dan gusar ketika melihat mereka mengepakkan sayap. "cukuplah kita di dahan kita ini saja, di sini aman bagimu.."
kemudian mereka pun diajarkan seni mencengkeram dengan kuat, dan keterampilan duduk di dahan dengan anggun dan rapi.

walaupun begitu tetap saja, ada satu dua elang yang bandel, dan terus-menerus mengepakkan sayapnya. membuat elang yang lain gusar, karena kepakannya mengganggu keseimbangan di atas dahan.
tapi elang-elang bandel itu terus mengepakkan sayap, dan pada suatu hari yang cerah.. mereka melompat dari dahan dan terjatuh..
"nah, apa kataku... dasar elang tolol!" marah seekor elang yang dituakan.

tetapi ajaibnya.. elang yang lenyap dari dahan tadi kemudian kembali lagi di kemudian waktu, dengan mempertontonkan sayap yang mengepak-epak dengan bebasnya.
"heiy teman... lihatlah aku.. aku bisa terbang... kau pasti juga akan bisa, karena sepertiku, kalian juga memiliki sepasang sayap. ayooo...loncat saja, dan selanjutnya yang kau perlukan hanya mengepakkan sayapmu saja..cobalah!" ajak elang itu kepada teman-teman yang menyaksikannya dengan takjub dan terpana.

tentu saja ini membuat elang-elang muda yang lain terheran-heran, bagaimana dia bisa melakukan itu.
melihat takjub anak-anak mudanya, langsung si induk menukas "jangan hiraukan mereka, mereka itu elang-elang bodoh. cepat atau lambat suatu hari mereka akan jatuh, atau tertabrak dengan dinding lembah itu. mereka hanya tidak mengerti betapa pentingnya keamanan dan keselamatan di dahan-dahan ini"
mendengar itu, elang-elang muda yang masih mencengkeram dahan itu menunduk lesu, kemudian mencengkeram dahan dengan lebih kuatnya sambil mengacuhkan elang-elang yang menyeru untuk terbang tadi.

kemudian mereka hanya bisa memandang dari jauh...
elang-elang temannya yang berhasil berterbangan di langit tadi, berputar-putar dengan bangga, menari-nari dengan bebasnya di atas lembah.
beberapa di antaranya kemudian meninggalkan lembah itu dan sepertinya menuju bukit yang lebih tinggi indah.
dan kini, mereka hanya bisa menyaksikan dengan tertunduk diam
sambil mencengkeram kuat dahan yang sama dari hari ke hari.
sampai hari ketika saia datang dan membangkitkan kisah mereka yang tetap bertengger di dahan-dahan pada lembah itu.

setelah mendengar kisah panjang ini,
kuputuskan untuk meninggalkan lembah tempat elang yang bertengger.
(masih belum menemukan namanya)
sambil membawa pulang kisah..
bahwa masih ada elang yang begitu takut untuk mengepakkan sayapnya.

--end of story--

kita ini elang, kawan...
hanya kita tidak menyadari,
bahkan sesekali kita menyangkali hal ini,
ada sayap yang kuat menunggu untuk dikepakkan..
jangan duduk dan berdiam saja..
Ayoo...loncat dan kepakkanlah...

sampai bertemu kita di langit tinggi...

Minggu, 10 Januari 2010

Kisah Sebuah Jam

Alkisah, seorang pembuat jam tangan tengah berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Wahai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?”

“Ha?,” kata jam terperanjat, “Sebanyak itu? Mana sanggup saya?”

“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?” tanya si tukang jam.

“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.

Ya sudah, “Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?”

“Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu !”. Tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.

Kalau begitu, “Sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”

“Satu kali dalam satu detik? Ah..kalau ini mah ringan. Kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.

Si tukang jam pun tersenyum dan segera merampungkan jam tersebut. Maka, setelah selesai dibuat jam itu pun berdetak satu kali dalam setiap detiknya. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali !


Renungan :
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap mustahil untuk dilakukan sekalipun.

Jangan berkata “tidak” sebelum Anda mencobanya!

Rabu, 06 Januari 2010

1000 burung kertas

Sewaktu boy dan girl baru pacaran, boy melipat 1000 burung kertas buat girl, menggantungkannya di dalam kamar girl. Boy mengatakan, 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya.

Waktu itu, girl dan boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua.

Tetapi pada suatu saat, girl mulai menjauhi boy. Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis, ke Paris tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali-kali itu!!

Sewaktu girl mau mutusin boy, girl bilang sama boy, "Kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa. Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya!! Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah menikah.!!"

Setelah Girl pergi ke Perancis, Boy bekerja keras, dia pernah menjual koran, menjadi karyawan sementara, bisnis kecil, setiap pekerjaan dia kerjakan dengan sangat baik dan tekun.

Sudah lewat beberapa tahun...
Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya , akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan. Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl, dia masih tidak dapat melupakannya.

Pada suatu hari, waktu itu hujan, Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan di depan. Dia mengenali mereka, mereka adalah orang tua Girl.

Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil pribadi, tetapi juga mempunyai Vila dan perusahaan sendiri, ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi, dia sekarang adalah seorang Bos. Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang tua tersebut.

Hujan terus turun, tanpa henti, biarpun kedua org tua itu memakai payung,tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.

Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Boy tercengang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman. Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis terhadapnya.

Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung-burung kertas yang dibuatkan Boy, dalam hujan burung-burung kertas itu terlihat begitu hidup.

Orang tua Girl memberitahu Boy, Girl tidak pergi ke paris, Girl terserang kanker, Girl pergi ke surga. Girl ingin Boy menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis, maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu. Girl bilang dia sangat mengerti Boy, dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil.

Girl mengatakan, kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi. Boy langsung berlutut, berlutut di depan makam Girl, menangis dengan begitu sedihnya.

Hujan pada hari Ching Ming itu terasa tidak akan berhenti, membasahi sekujur tubuh Boy. Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos, mengingat semua itu, hatinya mulai meneteskan darah.

Sewaktu Orang tua ini keluar dari pemakaman, mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka. Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.

Hatiku tidak pernah menyesal,
Semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,
1000 ketulusan hatiku,
Beterbangan di dalam angin
Menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit,
Melewati sungai perak,
Apakah aku bisa bertemu denganmu?
Tidak takut berapapun jauhnya,
Hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.
Masa lalu seperti asap, hilang dan tak kan kembali,
Menambah kerinduan di hatiku.
Bagaimanapun dicari,
Jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.