Minggu, 24 Januari 2010

Mengapa Elang Ini Masih Saja Bertengger ???

seorang teman mengabarkan bahwa ada lembah yang dipenuhi burung elang dalam sebuah hutan.
karena tertarik, akhirnya sampai juga...
inilah kiranya, lembah itu..
lembah yang dipenuhi elang yang bertengger...
(sepertinya perlu sebuah nama untuk lembah yang indah ini)

tapi anehnya
setelah beberapa lama menunggu..
dari ratusan burung elang yang ada di lembah ini
hanya satu dua yang terlihat bermain-main di udara membentangkan sayap dengan bangganya...
sedikit sekali gambar yang bisa ditangkap kameraku ketika mereka mengepakkan sayapnya di udara..

matahari beranjak naik,
dan burung-burung elang itu masih saja betah bertengger di dahan-dahan pohon sana
ahh.. kalo saja banyak yang berterbangan, aku bisa mendapatkan lebih banyak gambar untuk koleksi perjalanan ke hutan kali ini..

matahari sudah di atas kepala,
ketika akhirnya menguap kesabaranku...
kuhampiri sekelompok elang yang bertengger di sebuah dahan yang tak terlalu tinggi di dekatku

aku menyeru...
"heiy kawan.. ayo terbanglah..
aku ingin mengambil gambarmu yang gagah ketika berterbangan di langit sana"

karena tak kunjung mendapat jawaban,
kuulangi seruanku (dengan suara yang lebih besar kali ini)
"heiyy.. mengapa kalian tidak berterbangan di atas sana.. kalian pasti lebih gagah dan mempesona dibandingkan hanya duduk-duduk bertengger di pohon seperti ini" tambahku menyemangati

sepertinya mereka sedang malas meladeniku, karena masih belum ada yang bergerak terbang, ato sekadar menjawab...

tapi seekor elang yang kelihatan lebih tua yang bertengger di dahan yang lebih tinggi, sepertinya terusik juga dengan seruanku
"kami tidak bisa terbang,,,"katanya pelan

(whatttt????)
"bukankah kalian ini jenis burung yang paling pandai di udara, kau pasti sedang mempermainkanku" jawabku

"terbang itu tidak aman..."kata seekor yang lain, membantu temannya yang sedang terdiam dalam tatapan heranku.
"terbang itu bisa membuat kami jatuh, dan terluka.. terbang itu berbahaya!!"lanjutnya.

(ini lelucon yang menggelikan)
sembari mendekati pohon tempat mereka bertengger, kugoyang-goyangkan pohon itu, "ayolahhh...kalian itu elang, dan elang itu harus terbang... terbang tinggi di langit biru sana".. semakin lama semakin kuat kugoyangkan pohon itu.
mungkin dengan begini mereka akan terganggu dan berterbangan di langit, atau paling tidak terbang ke pohon yang lain, pikirku.

"heiyyy... kamu tidak tahu.. terbang itu berbahaya.. sekarang tinggalkan kami berdiam diri di dahan-dahan ini"protes elang-elang itu, sambil mencengkeram lebih keras dahan-dahan itu agar tidak terjatuh.
"apa yang kau tahu tentang terbang dan mengepakkan sayap di langit biru.. kau tidak tahu apa-apa. darimana kau tahu bahwa kami adalah spesies yang dapat terbang.. kau tidak tahu apa yang kau bicarakan!! terbang itu berbahaya!!" tukas mereka meneriakiku, seolah-olah aku ini orang konyol yang sok tahu tentang siapa diri mereka dan apa yang mereka bisa atau tidak bisa lakukan.

(kesabaranku mulai habis)
tetapi kemudian aku melanjutkan pertanyaan untuk mencari jawaban atas situasi aneh ini.
"apakah kau tidak pernah melihat teman sejenismu ada yang berhasil terbang? mereka mengepakkan sayapnya yang lebar.. dan kemudian mengudara dengan gagah, mereka memiliki sayap sepertimu, seperti satu dua yang sedang terbang di atas sana itu" kataku sambil menunjuk satu elang yang terbang di langit.

"iya.. dia itu sama seperti kami, punya sayap yang lebar, tapi dia itu gila.. dia dan beberapa ekor yang sepertinya..mereka gila"
"mereka itu jumlahnya sedikit..sangat sedikit... dan kau tahu, mereka itu tukang mimpi, ketika masih muda dan berkumpul di dahan yang sama dengan kami, mereka sering bercerita tentang mimpi-mimpi gila tentang terbang bebas di angkasa, dan hal-hal semacamnya. mereka tidak sadar bahwa ide itu gila."ujarnya dengan marah.
"dan sekarang...
setelah bisa terbang seperti itu, mereka tidak lagi menemui kami, duduk bersama mencengkeram dahan ini lagi" sahut mereka lagi dengan nada yang sedih.

elang-elang itu tak lagi kelihatan besar dan gagah, mereka malah terlihat kecil dan patut dikasihani.
"baiklah.. coba dirimu ceritakan tentang dirimu dan tentang teman-temanmu yang banyak duduk mencengkeram di dahan-dahan ini, alih-alih terbang dan berkeliaran di langit luas" tanyaku dengan penuh empati

lalu mereka bercerita,
yang satu menimpali yang lainnya.
bahwa ketika muda, mereka, elang-elang ini, melahap semua makanan yang disuapkan induk mereka ketika duduk di dahan tempat mereka bersarang.
dan selama mereka tidak coba-coba membentangkan sayap di luar sarang, induk mereka merasa bahagia.
"coba kau lihat angin deras di luar sana, anakku.. cepat lipat sayapmu, kau bisa saja terjatuh, di luar sana berbahaya!!" marah induk mereka, bila satu-dua elang kecil ini nakal ingin mengepakkan sayapnya.

waktu berlalu, dan elang-elang kecil itu membesar, dan sayap mereka pun melebar.
bulu-bulu muda mereka rontok, dan tumbuh bulu-bulu baru yang lebih berkilauan.
otot-otot sayap mereka pun menguat dan tubuh mereka kian gatal untuk mengepak-epakkannya.

"berhentilah mengepakkannya, lihatlah ketololanmu, engkau masih hijau dan tak sabaran, kalau kau kepakkan sayapmu itu lebar-lebar, kau akan kehilangan keseimbangan dan terjatuh.. coba kau lihat berapa tingginya dahan tempat kita ini bersarang. usirlah jauh-jauh keinginanmu untuk itu.."
ujar induk atau tetangga mereka dengan marah dan gusar ketika melihat mereka mengepakkan sayap. "cukuplah kita di dahan kita ini saja, di sini aman bagimu.."
kemudian mereka pun diajarkan seni mencengkeram dengan kuat, dan keterampilan duduk di dahan dengan anggun dan rapi.

walaupun begitu tetap saja, ada satu dua elang yang bandel, dan terus-menerus mengepakkan sayapnya. membuat elang yang lain gusar, karena kepakannya mengganggu keseimbangan di atas dahan.
tapi elang-elang bandel itu terus mengepakkan sayap, dan pada suatu hari yang cerah.. mereka melompat dari dahan dan terjatuh..
"nah, apa kataku... dasar elang tolol!" marah seekor elang yang dituakan.

tetapi ajaibnya.. elang yang lenyap dari dahan tadi kemudian kembali lagi di kemudian waktu, dengan mempertontonkan sayap yang mengepak-epak dengan bebasnya.
"heiy teman... lihatlah aku.. aku bisa terbang... kau pasti juga akan bisa, karena sepertiku, kalian juga memiliki sepasang sayap. ayooo...loncat saja, dan selanjutnya yang kau perlukan hanya mengepakkan sayapmu saja..cobalah!" ajak elang itu kepada teman-teman yang menyaksikannya dengan takjub dan terpana.

tentu saja ini membuat elang-elang muda yang lain terheran-heran, bagaimana dia bisa melakukan itu.
melihat takjub anak-anak mudanya, langsung si induk menukas "jangan hiraukan mereka, mereka itu elang-elang bodoh. cepat atau lambat suatu hari mereka akan jatuh, atau tertabrak dengan dinding lembah itu. mereka hanya tidak mengerti betapa pentingnya keamanan dan keselamatan di dahan-dahan ini"
mendengar itu, elang-elang muda yang masih mencengkeram dahan itu menunduk lesu, kemudian mencengkeram dahan dengan lebih kuatnya sambil mengacuhkan elang-elang yang menyeru untuk terbang tadi.

kemudian mereka hanya bisa memandang dari jauh...
elang-elang temannya yang berhasil berterbangan di langit tadi, berputar-putar dengan bangga, menari-nari dengan bebasnya di atas lembah.
beberapa di antaranya kemudian meninggalkan lembah itu dan sepertinya menuju bukit yang lebih tinggi indah.
dan kini, mereka hanya bisa menyaksikan dengan tertunduk diam
sambil mencengkeram kuat dahan yang sama dari hari ke hari.
sampai hari ketika saia datang dan membangkitkan kisah mereka yang tetap bertengger di dahan-dahan pada lembah itu.

setelah mendengar kisah panjang ini,
kuputuskan untuk meninggalkan lembah tempat elang yang bertengger.
(masih belum menemukan namanya)
sambil membawa pulang kisah..
bahwa masih ada elang yang begitu takut untuk mengepakkan sayapnya.

--end of story--

kita ini elang, kawan...
hanya kita tidak menyadari,
bahkan sesekali kita menyangkali hal ini,
ada sayap yang kuat menunggu untuk dikepakkan..
jangan duduk dan berdiam saja..
Ayoo...loncat dan kepakkanlah...

sampai bertemu kita di langit tinggi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar